Keraton
Yogyakarta (Jogja) atau sering disebut dengan Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat terletak di jantung provinsi Daerah Istimewa Yogjakarta (DIY). Keraton Jogja merupakan kerajaan terakhir dari semua kerajaan yang pernah
berjaya di tanah jawa. Ketika kerajaan hindu-budha berakhir kemudian di
teruskan dengan kerajaan islam pertama di Demak, lalu berdiri kerajaan yang
lain seperti Mataram islam yang di dirikan oleh Sultan Agung lalu berjalan dan
muncul Keraton Jogja yang didirikan oleh Sultan Hamengku Bowono I.
Dalam
perkembangannya, Keraton Jogja banyak mengalami masa pasang surut kepemimpinan
dan terjadi perpecahan. Yang paling terkenal adalah perjanjian Giyanti pada
tahun 1755, dimana kerajaan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu wilayah timur yang
sekarang menjadi keraton Surakarta Solo dan wilayah
barat yang disebut dengan Keraton Jogjakarta.
Museum Keraton dirintis pada masa Pemerintahan Sri Sultan Hamengku
Buwono VII dan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Pada masa Pemerintahan Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, urusan kepariwisataan dipercayakan kepada Parentah
Luhur Kraton yang kemudian berganti nama Kawedanan Kori, dan akhirnya berganti
nama Tepas Dwara Pura. Pemandunya diambil dari KHP Widya Budaya, seiring dengan
makin banyaknya pengunjung maka Sri Sultan Hamengku Buwono IX mendirikan
Bebadan Museum Kraton.
Sejak 1 Oktober 1969 kantor Bebadan Museum Kraton, dan menempati
bangsal Pecaosan yang terletak di sebelah barat gerbang Sri Manganti, persisnya
di Jalan Rotowijayan. Museum ini didirikan di atas tanah seluas 14.000 m2
dengan ciri arsitektur Jawa.
Museum Keraton ini mencakup beberapa
museum yaitu, Museum Batik, Museum Pameran Lukisan dan Foto dan Museum Sri
Sultan Hamengkubuwono IX, Museum Kereta, dan Museum Kristal yang menyimpan
1.562 buah. Museum Keraton ini dibuka setiap hari ( kecuali ada upacara khusus)
dari pukul 08.30 sampai 14.00 WIB. Dan pada hari jumat sampai jam 13.00 WIB.
Tiket masuk museum ini Rp.5.000,- bagi wisatawan lokal, dan Rp.12.500,- bagi
wisatawan mancanegara. Disini pengunjung juga dapat menyaksikan pagelaran
macapat, kerawitan, wayang kulit, atau wayang orang di Bangsal Sri Manganti,
sekitar pukul 10.00 - 12.00.
Museum Keraton terdiri dari :
1. Museum Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Museum Hamengku Buwono IX terletak
dalam kompleks Kraton yang didalamnya berisi benda-benda yang pernah digunakan
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, termasuk perlengkapan fotografi, Kyai Garuda
Yeksa kereta yang digunakan untuk kirab upacara penobatan Sri Sultan Hamengku
Buwono VI-X; Kyai Jaladara digunakan tugas keliling desa; Kyai Kanjeng Jimat
digunakan Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai III untuk acara Garebeg atau
menjemput tamu-tamu khusus. Terdapat pula benda koleksi peninggalan Sri Sultan
Hamengkubuwono IX, antara lain, meja tulis, cindera mata, foto, berbagai macam
penghargaan berupa medali, tanda jasa, dan surat keputusan presiden RI tentang
penganugerahan pahlawan nasional untuk Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Disinijugaterdapatmobil-mobilan
Sri Sultan Hamengkubuwono IX ketika masih kecil, peralatan memasak, bumbu
dapur, baju dan beberapa benda sejenisnya.
2. Museum Batik Keraton Yogyakarta Hadiningrat
Museum ini pada tanggal 31 Oktober
2005 oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Di bagian museum ini terdapat koleksi
kain batik, patung, lukisan, topeng batik, foto-foto, bahan pewarna dan
perangkat membatik, dan sepeda turun temurun untuk mengangkut batik. Koleksi
batik yang dipamerkan merupakan hibah dari trah Sri Sultan Hamengkubuwono VIII
dan IX serta hibah dari pengusaha batik di jogja.
3. Museum Kereta
Museum initerletak di Jalan
Rotowijayan. Didalamnya menyimpan Koleksi Kereta kuda milik Keraton Kesultanan
Yogyakarta. museum kereta ini dirintis sejak pemerintahan Kesultanan Sri Sultan
Hamengkubuwono VII. koleksi kerata diantaranya masih ada yang digunakan dalam
upacara kebesaran Keraton. salah satu kereta yang diperlakukan khusus adalah
kereta Nyai Jimat.
4. Museum Kristal
Museum inimenyimpan
koleksi kristal dan terbagi dalam dua ruangan. Ruang pertama berisi pot bunga
dari keramik peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono VIII, jam, meja, lampu duduk,
berbagai macam guci, lampu listrik, dan hiasan meja dari bahan keramik. Ruang
kedua berisi gelas-gelas kristal, tempat buah, tempat keju dan selai dari
kristal polos, hiasan meja, pot bunga, guci, jam ber kerangka marmer,
perlengkapan kamar mandi, tempat sayur dari porselen, pipa rokok, tempat
permen, tempat make up, kaca rias dari bahan kuningan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar