oleh: Floriberta Novia Dinda Shafira
NIM: 14/365197/SA/17458
“Traditional
games have scientific and educational values, and moral messages which to this
day have been recognized by European people. But how sad that in the past 10
years one plaything has been lost every year.”
Rudi Correns,
Putting the traditional back in games (The Jakarta Post, 04-09-2008)
Museum
Anak Kolong Tangga merupakan museum pertama di Indonesia yang mengusung tema
permainan tradisional anak. Museum ini terletak di Jalan Sriwedari No.1 atau
tepatnya di dalam gedung Taman Budaya Yogyakarta lantai 2. Museum ini juga
masih satu kompleks dengan Taman Pintar Yogyakarta dan shopping center.
Nama “Kolong Tangga” sendiri merupakan makna literal dari lokasi museum yang
terletak tepat di
bawah tangga Concert Hall Taman Budaya. Konsep yang
ingin diangkat oleh para kurator,
yaitu Museum Kolong Tangga sebagai Museum Pendidikan dan Mainan. Pendidikan adalah esensi
dari seluruh tema dan koleksi museum. Museum ini ingin memberikan pendidikan sejarah dan budaya secara tidak langsung melalui koleksi mainannya. Tidak hanya mainan lawas dan objek
lawas yang berkaitan dengan anak, namun objek-objek kontemporer juga
bisa dijadikan referensi dalam upaya pengembangan wawasan anak-anak di
Indonesia.
Museum Anak Kolong
Tangga didirikan oleh Rudi Correns, seorang seniman berkebangsaan Belgia,
dibantu oleh Diyan Anggraeni (Dinas Kebudayaan) dan Anggi Minarni (Karta
Pustaka). Pendirian museum ini diawali oleh kekhawatiran Rudi Correns yang
mengganggap bahwa anak-anak dan remaja sekarang cenderung melupakan budaya dan
tradisi mereka sendiri di era globalisasi. Mereka lebih memilih untuk
menghabiskan waktunya dengan menonton televisi atau bermain gadget. Padahal, jika ditelusuri lebih lanjut, bermain permainan tradisional banyak membawa manfaat. Selain dapat mempererat hubungan pertemanan, anak-anak dapat belajar bagaimana meningkatkan kreativitasnya.
Saat
ini, koleksi Museum Anak Kolong Tangga sudah mencapai 10.000 koleksi yang tidak
hanya berupa mainan tapi juga objek-objek terkait dunia anak-anak. Koleksi mainan di museum anak kolong tangga ini bukan
mainan modern hasil pabrikan melainkan mainan tradisional anak yang mengandung
unsure budaya, tradisi maupun mitos pada jamannya. Ada kuda-kudaan kayu,
motor-motoran kayu, rumah-rumahan, gasing, mainan yang terbuat dari kertas,
boneka klasik, wayang, dan masih banyak lagi. Sebagian besar koleksi museum
merupakan sumbangan dari Rudi Correns. Beberapa diantaranya merupakan sumbangan
dari para donatur dan hadiah dari kedutaan besar. Mainan-mainan tidak hanya
berasal dari Indonesia, tapi juga dari sejumlah negara di benua Afrika, Eropa,
Asia hingga Amerika.
Museum
Anak Kolong Tangga memamerkan koleksinya secara bergiliran karena keterbatasan
ruangan. Koleksi museum diletakkan di sejumlah rak kaca dan ditata dengan apik
sehingga memudahkan pengujung untuk mengamatinya. Ada juga yang diletakkan di
tengah ruangan. Di dalam rak, setiap koleksi diberi nomor, berfungsi untuk
penamaan koleksi yang tertera di katalog museum.
Salah satu koleksi yang paling menarik dan mencolok karena
ukurannya yang besar
adalah
sebuah sepeda kayu yang diperkirakan sudah berusia tua. Seluruh bagian
sepeda
terbuat dari kayu termasuk roda. Sepeda tersebut ditemukan di sebuah desa
di
Magelang pada tahun 1992.
Ada juga sebuah kuda kayu yang
digunakan untuk membawa anak laki-laki yang baru disunat. Kuda kayu tersebut
sangat menarik karena diberi warna dan dihias dengan
ukiran
yang cantik meski sudah terlihat kusam. Menurut perkiraan, kuda kayu
tersebut
dibuat tahun 1930. Koleksi ini didapatkan dengan bantuan istri Kedutaan
Besar Belgia di Jakarta.
Sayangnya, tidak semua orang tahu akan museum nan unik ini. Ketika kami berkunjung ke sana, museum terlihat sepi dan muram. Setelah membayar tiket, kami memasuki ruangan dan berkeliling. Kami sempat terkagum-kagum dan tercengang melihat koleksinya. Mainan-mainan itu berhasil membawa kami bernostalgia. Kami pun teringat permainan yang kami mainkan semasa kecil dulu. Ingin rasanya kami memainkan mainan itu lagi. Ingin pula kami bisa memiliki mainan itu lagi.
Museum Anak Kolong Tangga kami rekomendasikan sebagai salah satu destinasi wisata anda. Mengapa? Karena museum ini merupakan satu-satunya di Indonesia dan banyak hal yang harus anda tahu mengenai permainan tradisional. Kami jamin anda tidak akan menyesal!
Tentunya, anak-anak yang akan merasa antusias ketika berkunjung ke Museum Anak Kolong Tangga. Sewaktu kami ke sana, kami bertemu rombongan anak SD (entah dari mana). Rupanya, mereka sedang melakukan study-outdoor. Lucu sekali melihat mereka berceloteh dan bertanya tentang mainan-mainan yang ada di sana. Ada pula mahasiswa-mahasiswa dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) yang tengah melakukan syuting liputan isi museum. Kami harap dengan adanya liputan tersebut, museum ini bisa dikenal masyarakat dan mampu menarik banyak pengunjung ketika musim liburan. Jogja merupakan kota wisata kedua di Indonesia setelah Bali. Sudah seharusnya kita turut serta memperkenalkan sudut-sudut terpencil di Jogja. Maka, publikasi sangat lah penting di era globalisasi ini.
Museum
ini buka setiap hari kecuali hari Senin, karena biasanya digunakan untuk
perawatan koleksi. Pada hari Selasa sampai Jumat buka pukul 09.00-13.00 WIB.
sedangkan, pada hari Sabtu dan Minggu buka pukul 09.00-15.00 WIB. Museum ini
tidak memungut biaya bagi anak-anak di bawah umur 15 tahun. Bagi orang dewasa
akan dikenai biaya sebesar Rp 4.000,00 per orang. Jika ingin mendapatkan katalog
museum, pengunjung bisa membelinya dengan harga Rp 3.000,00. Izin memotret
koleksi akan dikenai sumbangan sebesar Rp 5.000,00 baik per orang maupun per
rombongan.
Sources:
http://www.museumindonesia.com/museum/1/1/Museum_Mainan_Anak_Kolong_Tangga_Yogyakarta
http://id.m.wikipedia.org/wiki/Museum_Anak_Kolong_Tangga
http://kolongtangga.blogspot.com/p/about-us.html?m=1
Foto: sumber pribadi
Link: http://flonoviadinda12.blogspot.com/?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar