Atau dikenal juga sebagai Museum Soeharto yang baru saja
diresmikan tanggal 8 Juni 2013 kemarin merupakan museum yang isinya ya tentang
Pak Harto. Pembangunan museum Ini dilakukan oleh keluarga besar HM Soeharto di
bawah prakarsa H. Probosutedjo (salah satu adik HM Soeharto).
Ada 5 bangunan yang berdiri di dalam museum ini. Bangunan
pertama adalah Joglo yang terletak persis di belakang patung Pak Harto. Pada
bangunan ini, kita bisa beristirahat sejenak sebelum atau sesudah mengelilingi
area memorial. Kita juga dapat menyaksikan tayangan video sejarah singkat
perjalanan hidup Pak Harto yang disajikan melalui layar lebar tepat di tengah
bangunan joglo. Tetapi, berhubung kunjungan saya kemarin kebanyakan adalah
anak-anak, dan orang dewasa yang ada di joglo seperti tidak menyaksikan
tayangan film tersebut, tiba-tiba bapak yang menjaga buku tamu datang membawa
mic dan mengatakan “Ayo anak-anak pada ngumpul sini. Sebentar lagi mau di puter
video lucu.” dan seketika semua anak-anak merapat untuk menyaksikan video
tersebut.
Bangunan kedua yaitu gedung Atmosudiro. Nama gedung yang
tepat berada di sisi barat joglo ini ditabalkan dari nama eyang Pak Harto.
Dalam bangunan ini kita akan disuguhi rangkaian visualisasi tonggak-tonggak
penting perjalanan hidup Pak Harto. Banyak diorama-diorama yang dipajang di
gedung ini. Ketika masuk, pintunya terbuka sendiri. Karena pintunya pintu
otomatis. Setelah melewati pintu, kita akan terpesona dengan lorong yang dihiasi
dengan rol film besar yang melingkari kita. Saya saja takjub. Lalu setelah itu
baru lah banyak diorama-diorama dan film yang menceritakan sejarah-sejarah Pak
Harto. Ini nih diorama-dioramanya.
Jalur di gedung ini cuma 1 jalur dan pengunjungnya tidak
terlalu banyak. Jadi kita bisa foto-foto dengan koleksi-koleksi yang ada di
dalam gedung ini.
Bangunan yang ketiga bernama Gedung Notosudiro. Kalo menurut
brosur yang saya dapat, Gedung Notosudiro merupakan bangunan rumah tradisional
masyarakat Jawa. Namanya diambil dari nama eyang buyut Pak Harto. Bangunan ini
terletak di belakang joglo dan merupakan tempat persinggahan para tamu dan
keluarga. Di bagian teras rumah ini terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku
tentang Pak Harto yang bisa dibaca ditempat oleh para pengunjung. Tapi saya
tidak tahu gedung ini boleh dimasukkin atau tidak. Soalnya pengunjung gak ada
yang masuk kesitu. Palingan hanya duduk-duduk di terasnya saja.
Dan bangunan terakhir adalah mushola yang tidak cukup besar
tapi menurut saya sangat bagus ini yang tidak lain digunakan untuk menunaikan
ibadah sholat. Mushola ini terletak di pojok museum, dekat dengan kolam ikan.
Kalo pas baru masuk, langsung liat ke kiri aja. Udah deh tuh langsung keliatan.
Lalu, untuk masuk ke museum ini kita tidak perlu mengeluarkan
biaya sepeserpun. Cukup dengan mengisi nama kita di buku tamu, maka kita bisa
keliling museum itu sepuasnyaa! Palingan cuma bayar parkir doang sih. Kalo
motor bayarnya Rp 1000, kalo mobil Rp 2000.
Oh iya, Museum Soeharto ini letaknya di Dusun Kemusuk, desa
Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jadi
sebenarnya museum ini sengaja dibangun di tanah itu, karena tanah itu adalah
tanah kelahiran Pak Harto. Kalo menurut brosur lagi nih, museum itu menempati
lahan seluas 3620 m2 yang terdiri dari bangunan-bangunan di atas
seperti joglo (60 m2), Rumah Notosudiro (475 m2), Rumah
Armosudiro (250 m2), dan petilasan tempat Pak Harto dilahirkan.
Jalan menuju museum ini tidak terlalu sulit. Kalau dari
monumen tugu, jalan lurus ke barat sampai Jl. Godean km 8,5 kayaknya. Soalnya
di Jl. Godean km 8,8 ada restoran berinisial SL. Nah belokannya sebelum
restoran itu. Jadi sekitar km segitu ada plang SMAN 1 Bantul, itu belok kiri
tuh. Setelah itu lurus terus sampe ketemu perempatan yang ada pohon
beringinnya, abis itu belok kanan. Jalan lurus lagi sampe mentok ketemu
pertigaan, ini belok kiri. Lurus lagi sampe lewatin sawah-sawah di kanan kiri
sampe ketemu jalan bercabang, yang ini ambil kanan. Gak jauh dari situ, sampe
deh di Museum Soeharto.
Mungkin cukup begini saja informasi yang dapat saya berikan.
Kurang lebihnya mohon maaf. Jika ada yang ingin ditanyakan, bisa ditanya
melalui komentar di post ini. Terima kasih.
(M Bintang Alfindra Setiawan – 17360)
*Gambar sa
sa sa*
Sabar atine
– selalu sabar
Saleh
Pikolahe – selalu saleh taat beragama
Sareh
Tumindake – selalu bijaksana
Tidak ada komentar:
Posting Komentar