Minggu, 28 Desember 2014

Memorial HM Soeharto (M. Bintang Alfindra Setiawan)


Atau dikenal juga sebagai Museum Soeharto yang baru saja diresmikan tanggal 8 Juni 2013 kemarin merupakan museum yang isinya ya tentang Pak Harto. Pembangunan museum Ini dilakukan oleh keluarga besar HM Soeharto di bawah prakarsa H. Probosutedjo (salah satu adik HM Soeharto).


Ada 5 bangunan yang berdiri di dalam museum ini. Bangunan pertama adalah Joglo yang terletak persis di belakang patung Pak Harto. Pada bangunan ini, kita bisa beristirahat sejenak sebelum atau sesudah mengelilingi area memorial. Kita juga dapat menyaksikan tayangan video sejarah singkat perjalanan hidup Pak Harto yang disajikan melalui layar lebar tepat di tengah bangunan joglo. Tetapi, berhubung kunjungan saya kemarin kebanyakan adalah anak-anak, dan orang dewasa yang ada di joglo seperti tidak menyaksikan tayangan film tersebut, tiba-tiba bapak yang menjaga buku tamu datang membawa mic dan mengatakan “Ayo anak-anak pada ngumpul sini. Sebentar lagi mau di puter video lucu.” dan seketika semua anak-anak merapat untuk menyaksikan video tersebut.
Bangunan kedua yaitu gedung Atmosudiro. Nama gedung yang tepat berada di sisi barat joglo ini ditabalkan dari nama eyang Pak Harto. Dalam bangunan ini kita akan disuguhi rangkaian visualisasi tonggak-tonggak penting perjalanan hidup Pak Harto. Banyak diorama-diorama yang dipajang di gedung ini. Ketika masuk, pintunya terbuka sendiri. Karena pintunya pintu otomatis. Setelah melewati pintu, kita akan terpesona dengan lorong yang dihiasi dengan rol film besar yang melingkari kita. Saya saja takjub. Lalu setelah itu baru lah banyak diorama-diorama dan film yang menceritakan sejarah-sejarah Pak Harto. Ini nih diorama-dioramanya.
Jalur di gedung ini cuma 1 jalur dan pengunjungnya tidak terlalu banyak. Jadi kita bisa foto-foto dengan koleksi-koleksi yang ada di dalam gedung ini.

Bangunan yang ketiga bernama Gedung Notosudiro. Kalo menurut brosur yang saya dapat, Gedung Notosudiro merupakan bangunan rumah tradisional masyarakat Jawa. Namanya diambil dari nama eyang buyut Pak Harto. Bangunan ini terletak di belakang joglo dan merupakan tempat persinggahan para tamu dan keluarga. Di bagian teras rumah ini terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku tentang Pak Harto yang bisa dibaca ditempat oleh para pengunjung. Tapi saya tidak tahu gedung ini boleh dimasukkin atau tidak. Soalnya pengunjung gak ada yang masuk kesitu. Palingan hanya duduk-duduk di terasnya saja.

Bangunan yang keempat adalah Petilasan. Kalo menurut penjelasan yang di brosur lagi nih, tepat di sisi timur Gedung Notosudiro terdapat sebuah sumur yang merupakan satu-satunya petilasan Pak Harto. Pada masa itu, terdapat sebuah rumah kecil dengan sumur di sudut rumah. Sumur inilah yang menjadi saksi sejarah masa-masa kelahiran bayi yang kelak menjadi salah satu pemimpin besar Indonesia.


Dan bangunan terakhir adalah mushola yang tidak cukup besar tapi menurut saya sangat bagus ini yang tidak lain digunakan untuk menunaikan ibadah sholat. Mushola ini terletak di pojok museum, dekat dengan kolam ikan. Kalo pas baru masuk, langsung liat ke kiri aja. Udah deh tuh langsung keliatan.
Lalu, untuk masuk ke museum ini kita tidak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun. Cukup dengan mengisi nama kita di buku tamu, maka kita bisa keliling museum itu sepuasnyaa! Palingan cuma bayar parkir doang sih. Kalo motor bayarnya Rp 1000, kalo mobil Rp 2000.
Oh iya, Museum Soeharto ini letaknya di Dusun Kemusuk, desa Argomulyo, Kecamatan Sedayu, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jadi sebenarnya museum ini sengaja dibangun di tanah itu, karena tanah itu adalah tanah kelahiran Pak Harto. Kalo menurut brosur lagi nih, museum itu menempati lahan seluas 3620 m2 yang terdiri dari bangunan-bangunan di atas seperti joglo (60 m2), Rumah Notosudiro (475 m2), Rumah Armosudiro (250 m2), dan petilasan tempat Pak Harto dilahirkan.
Jalan menuju museum ini tidak terlalu sulit. Kalau dari monumen tugu, jalan lurus ke barat sampai Jl. Godean km 8,5 kayaknya. Soalnya di Jl. Godean km 8,8 ada restoran berinisial SL. Nah belokannya sebelum restoran itu. Jadi sekitar km segitu ada plang SMAN 1 Bantul, itu belok kiri tuh. Setelah itu lurus terus sampe ketemu perempatan yang ada pohon beringinnya, abis itu belok kanan. Jalan lurus lagi sampe mentok ketemu pertigaan, ini belok kiri. Lurus lagi sampe lewatin sawah-sawah di kanan kiri sampe ketemu jalan bercabang, yang ini ambil kanan. Gak jauh dari situ, sampe deh di Museum Soeharto.
Mungkin cukup begini saja informasi yang dapat saya berikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Jika ada yang ingin ditanyakan, bisa ditanya melalui komentar di post ini. Terima kasih.

(M Bintang Alfindra Setiawan – 17360)
*Gambar sa sa sa*
Sabar atine – selalu sabar
Saleh Pikolahe – selalu saleh taat beragama
Sareh Tumindake – selalu bijaksana

Tidak ada komentar:

Posting Komentar