Museum RS. Mata Dokter Yap adalah
sebuah museum yang berada di kompleks Rumah Sakit Mata Dr. Yap. Banyak orang yang tidak tahu bahkan tidak
pernah mendengar tentang keberadaan museum yang terletak di jalan Cik Ditiro
Nomor 5 Yogyakarta ini. Museum ini diresmikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X
pada tahun 1997. Tampilan museumnya masih sangat sederhana. Ketika saya kesana
hanya ada 2 pengunjung. Yaitu saya dan seorang bapak setengah baya yang juga
sedang melakukan penelitian tugasnya. Bapak tersebut mengatakan bahwa jaman
sekarang jarang yang minat ke museum. Dan saya setuju dengan pernyataan
tersebut.
Berdirinya Museum Rs. Mata Dr Yap
sendiri dilatarbelakangi karena banyaknya barang peninggalan Dr. Yap Hong Tjoen
dan DR. Yap Kie Tiong yang memang sudah tidak terpakai dan memiliki nilai
sejarah yang tinggi.Mengunjungi museum ini kita akan memasuki ruang waktu dan
melihat sejarah kedokteran mata di Indonesia. Berawal dari Dr. Yap yang
merupakan seorang pemuda Cina yang melanjutkan pendidikan di jurusan kedokteran
mata di Belanda. Hingga perjalannya mendirikan Rumah sakit mata di Indonesia.
Bangunan museum ini masih dengan
gaya tempo dulu dimana jendelanya besar-besar. Di sisi kiri ada lemari buku
besar dengan isi buku-buku tebal berbagai macam bahasa. Menurut Bu Anna yang
mengelola museum tersebut, Dokter Yap ini menguasai 7 bahasa yaitu Inggris,Cina,Jepang,Belanda,Portuges,Prancis dan Indonesia. Beliau juga menyukai buku-buku bahasa, sastra, seni, sejarah, opthalmologi,dll. Lalu agak ketengah ada buffet berisi peralatan makan seperti cangkir dan teko jaman dulu. Di dinding ruangan juga terdapat photo-photo keluarga dokter Yap dan keadaan rumah sakit mata pada jaman dahulu. Sisanya, banyak sekali peralatan kedokteran ophthalmology yang memenuhi ruangan.
-mesin ketik Braille: mesin ketik
ini khusus digunakan untuk tunanetra
-kursi roda besar yang terbuat
dari kayu
-wadah strelialisasi yang
bentuknya seperti panci lengkap dengan tutupnya
-inkubator kuno buatan belanda
yang bentuknya menyerupai brankas. Tapi yang ini fungsinya untuk mengetahui
pembiakan kuman/jamur.
- nah yang bentuknya mirip wajan
ini namanya perimeter. Fungsinya untuk mengetahui luas lapang pandang seseorang
dan melihat ada tidaknya gangguan mata sampai ke otak.
-dipojokan ruangan ada
seperangkat alat oprasi, lengkap dari tempat tidur untuk pasien,lampu oprasi
dan kursi oprasi yang diduduki dokter
-dan yang aneh lagi saya juga
menemukan setrika jaman dulu yang harus diisi arang.
-dan barang menarik lainnya yang
sangat banyak.
Bahkan saya tidak terasa sudah
ada didalam museum tersebut selama satu jam. Sungguh tempat menarik untuk
dikunjungi. Meskipun saya tidak punya latar belakang apa-apa dibidang
kedokteran,tapi museum ini dapat mentransfer ilmu dan menjelaskan dengan gamblang
tentang dunia kedokteran mata. Lumayan bukan? Cuci mata sambil dapat tambahan
ilmu.
Biaya masuk:
Gratis
Jam Buka:
Senin,Selasa dan Rabu. Tapi dihari lain juga dibukakan.
Pukul: 09.00-15.00 WIB
p style="text-align:justify;"><img src="URL gambar" style="float:left; margin:0 9px 3px 0;" />tulis teks disini</p>- See more at: http://dosbok.blogspot.com/2012/10/cara-membuat-gambar-berada-disamping.html#sthash.7mxe3wE5.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar