Minggu, 07 Desember 2014

Museum Vredeburg (Averio) - KELOMPOK 2

Asri, itulah kesan pertama saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di bagian dalam Benteng Vredeburg, sebuah Bangunan megah yang dulu dijadikan Penjajah Belanda sebagai salah satu Benteng utama mereka di Pulau Jawa, terlihat patung Jendral Besar Soedirman dan Letjen. Oerip Soemoehardjo berdiri tegak memandang kedepan di ujung jalan setapak yang membelah Benteng, beberapa pohon juga tumbuh rindang memayungi bagian tengahnya, oke langsung saja, saya akan mencoba menjelaskan seluk-beluk museum ini berdasarkan hasil kunjungan saya beberapa hari yang lalu, selamat membaca dan membuka cakrawala! Sejarah singkat Museum Benteng Vredeburg didirikan oleh Sultan Hamengku Buwono I alias Pangeran Mangkubumi atas permintaan Belanda pada tahun 1760 dengan Frans Haak sebagai Arsiteknya. Awalnya benteng ini hanyalah berupa benteng sederhana yang berbentuk bujur sangkar. Disetiap sudutya memiliki bastion atau seleka yang mempunyai nama berbeda-beda seperti Jayaprayitna (sudut tenggara), Jayaprakosaning (sudut barat daya), Jayawisesa (sudut barat laut), dan terakhir Jayapurusa (sudut timur laut). Selang 2 tahun kemudian melalui W.H Ossennberch, Belanda mengusulkan untuk memperkokoh bangunan. Namun baru tahun 1967 pembangunan benteng dimulai. Butuh waktu 20 tahun untuk menyelesaikan pembangunan benteng, dan kemudian diberi nama Benteng Rustenburg yang berarti Benteng Peristirahatan. Pada tahun 1867 gempa bumi hebat mengguncang Yogyakarta dan merubuhkan beberapa bangunan termasuk Benteng Rustenburg. Setelah bencana berlalu, benteng tersebut kembali dibenahi dan diberi nama Benteng Vredeburg atau Benteng Perdamaian. Nama ini dipilih sebagai bentuk “perdamaian” antara kolonial Belanda dan Kesultanan Yogyakarta. Hari demi hari Tahun demi tahun, kepemilikan dari Benteng Vredeburg pun silih berganti. Mulai dari VOC sebagai pemilik awalnya, kemudian sempat dimiliki Inggris, dan juga pernah jadi milik Jepang dan baru setelah Indonesia merdeka Benteng Vredeburg sepenuhnya dimiliki oleh pemerintah Indonesia, lalu atas seizin dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX, pada tahun 1980 benteng Vredeburg dijadikan sebagai pusat informasi dan pengembangan kebudayaan Nusantara, dan 12 tahun kemudian benteng Vredeburg secara resmi menjadi Monumen Perjuangan Nasional dengan nama resminya yaitu Museum Benteng Vredeburg, sampai saat in i, selain fungsi utamanya sebagai museum, Benteng Vredeburg juga sering digunakan untuk acara-acara yang berhubungan dengan Seni dan Kebudayaan lainnya. Apa saja Koleksinya ? Sayang kemarin pada saat saya berkunjung kesana cuacanya kurang bersahabat, karena Hujan lebat saya jadi tidak bisa menjelajah seluruh sudut yang ada di Benteng ini terutama di bagian atasnya, tetapi dari apa yang saya lihat di bagian diorama-diorama, memang museum ini terutama mengoleksi berbagai diorama yang menggambarkan sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, selain koleksi diorama utama tadi, Benteng ini juga menyimpan beberapa barang-barang bersejarah, seperti mesin jahit zaman Belanda yang digunakan untuk mencetak suratkabar pada zaman tersebut, lalu ada juga benda benda hasil temuan dari penggalian yang dilakukan didalam Benteng pada tahun 1985, dari gelas sampai butiran peluru asli, lalu yang menarik juga ada benda peninggalan dari Prof. Sardjito yang tidak lain adalah Rektor pertama Universitas Gadjah Mada, seingat saya ada jam tangan, jam saku, piagam penghargaan dari pemerintah dan yang paling menarik perhatian adalah Toga asli yang pernah dipakai beliau, selain itu yang menarik juga ada televisi yang cukup besar di beberapa sudut museum yang memuat informasi yang lebih detail tentang diorama yang dipajang, dan tak kalah penting untuk menambah daya tarik pengunjung anak, disediakan permainan di layar monitor yang ada di salah satu sudut museum, menarik bukan? Lokasi Lokasi Benteng Vredeburg sangatlah strategis dan mudah dicapai karena terletak tepat di jantung kota Jogjakarta dan juga merupakan salah satu pusat daerah-daerah wisata, Berseberangan dengan Gedung Agung yang merupakan salah satu dari Istana Kepresidenan RI, alamat lengkapnya adalah Jl. Jendral A. Yani (Malioboro) No. 6 Kelurahan Ngupasan Kecamatan Gondomanan, Jogjakarta Jam Buka Berikut Jadwal Buka-Tutup Museum Benteng Vredeburg Selasa - Jumat: 08.00 - 16.00 WIB Jumat - Sabtu: 08.00 - 17.00 WIB Hari Senin Tutup Pada Hari-hari libur Nasional tetap buka, saran saya, jika Anda ingin lebih merasakan keindahan Benteng ini maka kunjungilah Benteng ini ketika hari-hari kerja, bukan hari libur, mengapa? Karena jika Anda berkunjugn ketika hari kerja pengunjung relatif cukup sepi jadi Anda bisa berfoto ria sepuasnya didalam Museum, jika Hari libur suasana pasti akan ramai dan bagi Anda yang doyan foto-foto pasti akan cukup kesulitan mengambil gambar yang baik karena banyak pengunjung yang memadati Museum. Tiket Masuk Karena memang ditujukan sebagain wisata pendidikan, harga tiket masuk Musem Benteng Vredeburg saya kira sangat terjangkau oleh berbagai kalangan, jadi Museum ini bisa dinikmati keindahannya oleh siapapun, Berdasarkan PP RI. No. 41 Tahun 2010 Tarifnya adalah : Dewasa: Rp.2.000,00 Anak-anak: Rp.1.000,00 Fasilitas Untuk mendukung kenyamanan Pengunjung, Museum Benteng Vredeburg mempunyai Fasilitas-fasilitas penunjang sebagai berikut : - Perpustakaan - Ruang Pertunjukan - Ruang Seminar, Diskusi, Pelatihan dan Pertemuan - Audio Visual & Ruang Belajar Kelompok - Hotspot gratis - Ruang Tamu - Musholla - Toko Souvenir - Kamar mandi - Pemandu (opsional, jika pengunjung membutuhkan bisa menghubungi pengelola) - Cafetaria dan Kantin Selain itu disekitar Benteng Anda juga dapat menemukan banyak Tempat wisata, tempat belanja, dan fasilitas lainnya dalam radius tidak lebih dari 2 kilometer, seperti Gedung Agung tepat didepannya, Pasar Beringharjo yang hanya berjarak sekitar 50 meter, di utara ada Mal Malioboro, sarana transportasi Publik Trans Jogja, Gedung Bank Indonesia dan BNI, Taman Pintar, Keraton Jogja, Masjid Gedhe Kauman, dan lain-lain, jadi jika Anda berkunjung kesini Anda juga bisa berkunjung ke tempat wisata lainnya yang jaraknya berdekatan. Kesimpulan Secara keseluruhan menurut saya merupakan tempat wisata yang sangat Recommended untuk dikunjungi atau dalam kata lain sangat layak untuk dikunjungi dan cocok untuk semua kalangan dari anak balita jika Anda ingin memperkenalkan Anak anda tentang sejarah Bangsa, Mahasiswa yang ingin melihat rekaman perjuangan bangsa atau membuat tugas sejarah, sampai Orang tua yang hanya ingin sekedar mengingat kembali pelajaran sejarah ketika masih duduk di bangku sekolah, dan seperti kata Bapak Proklamator kita Bung Karno, “Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai jasa-jasa Pahlawannya” mewajibkan kita untuk kembali mengingat, merenungi, dan meneruskan perjuangan mereka, salah satunya dapat dilakukan dengan mengunjungi Museum ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar